PABRIK Gula Glenmore berdasar pantauan di lapangan Senin (21/09/15) perkembangan pembangunannya sudah mulai terlihat, perkiraan sudah mencapai 50 persen, sangat megah dan masif. Di area seluas 102 hektar tersebut sudah berdiri kokoh bangunan utama yang terlihat di dalamnya terdapat mesin boiler raksasa dan mesin giling tebu lainnya. Para pekerja ataupun alat berat yang ada di sekitarnya menjadi terlihat sangat kecil karena begitu besarnya ukuran pabrik tersebut.
Tak hanya pabriknya yang terlihat begitu megah dan besar, jalan akses dan jalan operasional pabrik pun juga sangat besar dan lebar, total panjang jalannya ada sekitar 11 km dengan lebar sekitar 15 meter yang menembus masuk ke dalam area perkebunan di sekitar karangharjo seperti perkebunan Kalirejo, perkebunan Kendeng Lembu, perkebunan Tresblasala, dan perkebunan lain dengan total ladang tebu yang akan dipakai seluas 11.250 hektar.
Dari jalan akses yang lebar dan besar itu untuk masuk ke area pabrik dibuat jalan masuk berupa jalan kembar yang ditengahnya terdapat taman, dari jalan kembar tersebut dari kejauhan terlihat kemegahan pabrik seakan menyambut hangat siapapun yang akan datang. Namun redaksi tidak dapat masuk lebih jauh sampai ke dalam lokasi proyek, karena masuk dalam area terbatas.
Selain selain bangunan utama sebagai tempat boiler dan mesin pabrik utama, di lokasi juga terlihat sudah berdiri bangunan lain, seperti bangunan yang menyerupai gudang yang sangat besar, kemudian di sisi belakang juga sudah berdiri sejenis mesin pendukung pabrik yang terlihat kembar sebanyak dua buah. Crane dan alat berat di lokasi pun juga sangat banyak, mayoritas beroperasi untuk merakit dan memasang struktur baja untuk bangunan gudang ataupun bangunan sebagai tempat mesin-mesin pabrik gula.
Pabrik yang diklaim menjadi terbesar dan termoderen di Indonesia itu sama sekali tidak main-main, PG Glenmore tidak hanya untuk pabrik gula saja tapi juga dibuat terintegrasi dimana di dalamnya akan terdapat pembangkit Co-Generation dengan kapasitas boiler 2x100 ton per jam; sebagai pembangkit listrik tenaga biomassa dari bahan baku ampas tebu (bagasse) dengan kapasitas 2×10 MW; selain pembangkit juga terdapat pabrik produk derivate berupa pakan ternak dengan sum produksi 300 ton per hari, dengan bahan baku dari pucuk tebu; juga pabrik pupuk dengan sum produksi 180 ton per hari, dengan bahan baku dari Filter Cake (Blothong); dan pabrik BioEthanol dengan kapasitas 50 KLPD.
Pabrik yang dirancang dan dibangun sendiri oleh anak negeri yaitu Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bersama PT Rekayasa Industri dan PT Weltes Energi Nusantara itu ditarget akan bisa beroperasi pada tahun akhir tahun 2016, dan sepertinya dengan melihat perekambangan di lapangan saat ini yang dikebut rasanya akan dapat terwujud target tersebut. (hwa)
0 comments:
Post a Comment